
Jakarta, 12 Januari 2025 - Pelaku usaha di Indonesia memiliki peluang besar untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing melalui teknologi digital, meskipun dihadapkan pada tantangan kepatuhan regulasi dan pemanfaatan teknologi secara optimal. Menjawab tantangan tersebut, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia menggandeng Lampu.id dan Lazada Indonesia (Lazada) sebagai mitra strategis penguatan semangat kewirausahaan menyelenggarakan “Pakai AI: Raih Lebih Banyak Konsumen dan Cuan Maksimal”, sebuah diskusi publik dan workshop sebagai langkah konkret untuk memberdayakan pelaku usaha menjawab berbagai tantangan terkini hingga mengupas bagaimana teknologi AI dapat menjadi game-changer bagi pelaku usaha, membuka peluang baru untuk menjangkau lebih banyak konsumen, serta mengoptimalkan keuntungan.
Kegiatan digelar secara luring pada Rabu (12/2) di Auditorium Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, dengan lebih dari 100 pelaku usaha terpilih yang dikurasi berdasarkan kriteria seperti kinerja bisnis, tingkat pendapatan, kemampuan adopsi teknologi digital, dan potensi ekspansi usaha. Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, Moga Simatupang, membuka acara dengan menyampaikan, “Tantangan seperti maraknya penipuan online, produk yang tidak sesuai deskripsi, hingga kebocoran data pribadi, dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap platform digital. Untuk menghadapi hal ini, dibutuhkan kolaborasi lintas sektor dalam menciptakan ekosistem digital yang aman dan terpercaya. Edukasi yang konsisten kepada penjual dan pembeli menjadi kunci untuk meningkatkan literasi digital, memperkuat kesadaran perlindungan, dan membangun kepercayaan jangka panjang.”
Menyadari bahwa perlindungan konsumen menjadi salah satu fondasi utama dalam menciptakan kepercayaan dan loyalitas pasar, terutama di tengah pertumbuhan ekonomi digital, Kementerian Perdagangan merespon dengan menjadikan regulasi perlindungan konsumen sebagai prioritas yang efektif melindungi hak konsumen hingga mendorong pelaku usaha untuk menjalankan praktik bisnis yang transparan dan bertanggung jawab. Hal ini memberikan rasa aman bagi konsumen sekaligus memperkuat reputasi pelaku usaha di pasar.
Sejalan dengan upaya tersebut, “Lazada berkomitmen untuk membangun ekosistem ekonomi digital yang tidak hanya terus tumbuh berkelanjutan, namun juga berfokus pada pelanggan (customers-first), baik penjual maupun pembeli. Karena itulah, kami telah dan akan terus menerapkan kebijakan dan proses pengawasan ketat atas setiap transaksi di platform untuk memastikan pengalaman berbelanja dan bertransaksi yang aman dan nyaman di platform Lazada,” ungkap Head of Government Affairs Lazada Indonesia, Yovan Sudarma.
Menciptakan ekosistem pasar digital yang aman dan tertib, diperlukan kolaborasi erat antara Pemerintah dan platform digital, melibatkan implementasi kebijakan yang berpihak pada konsumen platform (pembeli dan penjual), penyediaan edukasi, serta pengawasan yang konsisten terhadap aktivitas niaga di dunia maya. Sinergi ini bertujuan untuk membangun ekosistem digital yang berintegritas, melindungi semua pihak yang terlibat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang berkelanjutan, tambah Moga.
Memanfaatkan Kecerdasan Buatan untuk Optimalkan Bisnis di Era Kompetitif
Tantangan usaha yang kini semakin kompleks, di mana persaingan yang ketat menuntut inovasi dan kolaborasi agar tetap relevan. Di sinilah teknologi, salah satunya kecerdasan buatan (AI), memainkan peran krusial. Laporan riset Kearney tahun 2023 mencatat bahwa pemanfaatan AI diproyeksikan dapat berkontribusi pada PDB Indonesia sebesar US$ 366 miliar (Rp 5.819 triliun) pada tahun 2030. AI bukan hanya tren, tetapi sudah menjadi salah satu poin pendukung utama dalam praktik e-commerce, yang bisa dimanfaatkan pelaku usaha untuk mengoptimalkan pertumbuhan bisnisnya.
Riset Lazada dan Kantar di akhir tahun lalu juga menunjukkan tingginya kepercayaan konsumen terhadap platform berbasis AI. Sebanyak 53% pelanggan Indonesia menilai penggunaan AI di dalam e-commerce mempermudah proses belanja, dengan fitur yang paling digemari adalah AI chatbot, pencarian produk dengan gambar, rekomendasi produk, dan analisis ulasan produk. “Hasil riset ini sejalan dengan komitmen kami untuk terus mengembangkan berbagai fitur berbasis AI yang bisa memberikan pengalaman belanja yang lebih personal untuk para konsumen, yang pada akhirnya bisa mendorong penjualan dan pertumbuhan bisnis penjual di Lazada,” tambah Yovan.
Sebagai pionir penerapan AI dan GenAI di platform e-commerce Asia Tenggara, Lazada terus mengembangkan berbagai fitur berbasis AI dengan AI Lazzie menjadi layanan interaktif dan terintegrasi terkini di Lazada. Fitur-fitur baru pada AI Lazzie membantu menyederhanakan proses penemuan produk dan keputusan pembelian, sekaligus mempersingkat proses penjualan, menciptakan pengalaman belanja yang lebih personal bagi konsumen. Sementara bagi penjual, fitur pada AI Lazzie bisa membantu menciptakan deskipsi produk menarik, merangkum ulasan konsumen secara cerdas, sehingga membantu konsumen membuat keputusan belanja yang lebih tepat dan cepat, dan bisa mendorong pembelian berulang.
Kehadiran Lazada bersama sejumlah narasumber ahli lainnya, seperti Graas AI, diharapkan dapat memberikan wawasan mendalam tentang penerapan teknologi AI dalam dunia e-commerce. “Lampu.id, sebagai akselerator program, berkomitmen untuk memberikan pendampingan intensif kepada pelaku usaha yang terpilih, memastikan bahwa perjalanan ini tidak berhenti di sini. Program ini merupakan bagian dari rangkaian yang akan terus berlanjut, dengan fokus pada topik-topik relevan yang sesuai dengan perkembangan terkini. Sinergi antara Lampu.id, Pemerintah, dan mitra strategis lainnya menjadi langkah nyata dalam mendorong kemajuan semangat kewirausahaan. Dengan dukungan ini, kami berharap pelaku usaha di Indonesia dapat mempercepat adaptasi digital mereka, memperluas jangkauan pasar, dan pada akhirnya, meningkatkan daya saing produk lokal di pasar domestik maupun internasional”, ungkap Founder Lampu.id, Melissa Wijaya.


