Jakarta – 28 Juni 2023 – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melalui Program Serba-Serbi Literasi Digital (SEREAL), menggelar sesi pelatihan bersama para mentor, yang bertema Live Selling Masa Kini, Raih Untung Lewat Live Shopping. Kegiatan yang digelar di Jakarta ini, bertujuan untuk terus meningkatkan literasi digital dengan memberdayakan secara tepat teknologi yang sedang berkembang.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika), Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan perkembangan teknologi dan penggunaan media sosial semakin melesat naik. Situasi ini memperjelas posisi masyarakat yang berada di tengah era transformasi digital, dan harus diseimbangkan dengan pengetahuan tentang risiko bagi penggunanya.
“Peningkatan penggunaan teknologi harus diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni, agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan produktif, bijak, dan tepat guna,” ujar Semuel. "Penggunaan medsos agar dilakukan secara cerdas, cermat, tepat dan mematuhi peraturan hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari,"
Live streaming menjadi salah satu inovasi yang hadir di tengah persaingan industri e-commerce di Indonesia. Popularitas tren live shopping atau berbelanja dan berjualan melalui fitur live streaming yang terus meningkat dan menunjukan potensi besar menjadikan tren ini disebut sebagai masa depan e-commerce.
Meraup Transaksi dari Tren Terkini
Populix merilis survei yang menggambarkan perilaku berbelanja masyarakat terhadap pemasaran daring secara langsung atau live streaming sales. Fenomena ini dinilai melahirkan peluang baru buat e-commerce berjualan.
Salah satu manfaat utama penjualan langsung di platform e-commerce adalah kemampuan untuk menjangkau audiens yang lebih besar. Sehingga, dari penjualan langsung di e-commerce tercipta kemampuan untuk membangun komunitas dan membangun pengikut setia.
CEO INFINA Indonesia, Oktora Irahadi mengatakan, penjualan langsung atau live selling memang menarik. “Namun tidak semudah yang terlihat, pelaku usaha perlu memahami profil produk dan konsumen agar bisa mengarahkan audiens menjadi transaksi nyata.”
Oktora menambahkan, live selling di media sosial atau platform e-commerce tetap harus menguasai dua hal tersebut. “Jadi tidak sekadar berteriak menawarkan produk saja, tapi juga mencarikan produk yang tepat untuk setiap kebutuhan konsumen yang menjadi audiens itu penting. Ini bagian dari literasi digital juga.”
Senada dengan Oktora, adalah CEO The Aesthetics Skin, Aci Suryadewi memandang potensi penjualan produk kecantikan melalui live selling sangat besar. “Bahkan terbesar mungkin ya.”
Berdasarkan analisis data yang dikeluarkan salah satu perusahaan logistik di Indonesia, selain fesyen, produk kecantikan menjadi yang paling diincar dalam live selling. “Kebanyakan produk kecantikan berukuran kecil. Dengan teknik penjualan yang kebanyakan sudah paham terkait produk kecantikan, maka ini akan sangat mudah menarik audiens untuk benar-benar transaksi,” ujar Aci.
Tren live selling juga berdampak pada fesyen muslim, terutama hijab. Hal ini disampaikan CEO Vanilla Hijab, Intan Kusuma. Menegaskan keberadaan brand di dunia digital itu juga menjadi bagian tahapan live selling yang harus dijaga oleh para pemilik merek.
“Harus dipastikan juga bahwa sebuah brand tetap dikenal di pasar. Beragam postingan tetap harus dijaga agar sebuah brand mengakar di pikiran konsumen,: kata Intan. “Nantinya, ini akan mempermudah proses live selling agar bisa mengkonversi penonton menjadi transaksi, bukan hanya menonton kita berjualan saja.”
Live Selling menjadi salah satu alat ampuh bagi UMKM di Indonesia yang ingin memasarkan produk, dan mengembangkan bisnis mereka di industri digital. Dengan strategi yang tepat, pelaku usaha akan dapat berhasil meningkatkan branding produk mereka, sekaligus mencatatkan transaksi yang mengisi kantong cuan.