Jakarta – 25 Oktober 2023 – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggandeng Lampu.id kembali menggelar sesi pelatihan bersama para mentor melalui Program Serba-Serbi Literasi Digital (SEREAL). Bertempat di Jakarta, webinar kali ini mengangkat tema Pilih Jadi Reseller, Affiliator, atau Dropshipper? Kegiatan ini berusaha menjawab pertanyaan masyarakat terkait bagaimana memanfaatkan industri digital untuk menjadi ruang penambahan pendapatan.
Sebagai akselerator program, Lampu.id juga melibatkan komunitas mahasiswa dan pelaku usaha guna meningkatkan kapasitas mereka di industri digital. Komunitas yang turut serta dalam kegiatan ini meliputi Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI), BEM FEB Universitas Negeri Semarang, Komunitas Wirausaha IAI Universitas Negeri Padang, Komunitas Affiliate dan Reseller Kulakin, serta Asosiasi Influencer Indonesia.
“Banyak sekali permintaan dari komunitas binaan kami untuk membahas mengenai tren bisnis digital dengan budget minimum. Maka dari itu, perlu pembahasan detail mengenai reseller, affiliator, dan dropshipper untuk membuka wawasan mereka terkait tiga lini bisnis tersebut," ujar Founder Lampu.id, Melissa Wijaya.
Dalam acara tersebut, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan menegaskan banyak potensi yang bisa diolah dari perkembangan teknologi yang terjadi saat ini. “Kami mendorong masyarakat agar mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan bisnis,” ujar Semmy .
Menurut Semmy, kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat inilah yang semakin mempertegas bahwa kita berada di era percepatan transformasi digital. Ada banyak pilihan strategi untuk memanfaatkan teknologi digital. Sebut saja menjadi reseller, dropshipper dan affiliator.
Pelaku usaha dibayangi kebingungan lantaran keterbatasan dana untuk membuat dan memasarkan produknya sendiri. Reseller, affiliator, dan dropshipper bisa menjadi solusi untuk permasalahan tersebut.
Mengenal Reseller, Affiliator, dan Dropshipper
Teknologi digital mengubah banyak aspek kehidupan ekonomi masyarakat dunia, tidak terkecuali Indonesia. Ketiga metode usaha secara daring di atas mematahkan stigma hanya produsen yang bisa memiliki usaha. Reseller, affiliator, dan dropshipper membuka peluang berbisnis dengan biaya minimal yang layak dicoba siapapun yang berminat menjalankan usaha secara daring.
Menurut Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Harris Sofyan Hadwin, melek teknologi ini sudah menjadi keharusan bagi pelaku usaha kecil. Harris menegaskan pentingnya UMKM untuk berani terjun ke platform digital untuk memajukan usahanya. Hal ini mau tidak mau harus dilakukan agar bisa bertahan dan berhasil. Selain bantuan stimulus dari pemerintah, digitalisasi dinilai akan membantu UMKM. Tren saat ini tidak bisa kita pungkiri bahwa UMKM yang berhasil adalah yang mau naik kelas dengan baik.
“Mampu beradaptasi menjadi kunci sukses sebuah usaha karena pasar juga akan terus berubah. Maka dia harus memahami tren, saat ini yaitu digitalisasi," kata Harris menegaskan.
Menjalankan usaha secara daring tak lekat dari keberadaan platform e-commerce. Perwakilan Bukalapak, Nadira Putri, menjelaskan bagaimana peran platform e-commerce mendorong kesuksesan pelaku usaha yang sudah onboard.
“Mau itu reseller, affiliator, atau dropshipper memiliki potensi untuk maju. Ada program internal seperti festival belanja angka kembar yang bertujuan menciptakan permintaan agar terjadi transaksi di pelaku usaha yang onboard.”
Ia melanjutkan, ada berbagai program pelatihan digital yang akan mampu meningkatkan potensi sukses masing-masing pelaku usaha. “Intinya terbuka dengan semua potensi yang ada.”
Potensi maju sebagai reseller juga ditegaskan oleh Founder Resellerun Official, Tyas Windarti. Tyas bahkan melihat ini sebagai salah satu pemberdayaan wanita dalam pertumbuhan ekonomi keluarga, dan juga Indonesia secara tidak langsung.
Perbedaan reseller, dropshipper dan affiliate adalah dari sistem yang digunakan. Affiliate memasarkan barang dengan hanya memberikan link rujukan unik, sedangkan kata reseller lebih seperti menjualkan ulang dan lebih bebas. Terlepas dari perbedaan tersebut, salah satu tantangan dalam memulai bisnis adalah bagaimana mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan modal seminimal mungkin. Jadi, masih ada alasan untuk urung membuka usaha sendiri?