Jakarta – 4 April 2023 – Seluruh lapisan masyarakat Indonesia terbukti mampu bersama menghadapi dan bertahan, bahkan tetap mencetak pertumbuhan di tengah gerusan ekonomi setelah pandemi Covid-19 masuk ke negeri ini. Saat segala aturan pembatasan aktivitas diberlakukan, ada kegiatan ekonomi yang tetap tumbuh, bahkan mencatatkan peningkatan signifikan, yakni belanja online dengan minat pada produk lokal yang sangat tinggi.
Menurut catatan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2020 yang dirilis Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) dan NielsenHQ Indonesia, transaksi produk lokal naik sebesar Rp1 triliun dibanding 2019, menjadi Rp5,6 triliun. Angka tersebut terus meningkat. Pada 2021, Harbolnas mencatat transaksi produk lokal menjadi Rp8,5 triliun, dan mencapai Rp10 triliun pada 2022.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), bekerjasama dengan Siberkreasi, kembali menggelar pelatihan digital bagi pelaku usaha. Kali ini mengangkat tema “Branding Produk Lokal Agar Siap Go Nasional”. Pelatihan ini bertujuan untuk membantu pelaku usaha mempersiapkan brand mereka agar bisa merambah dan menguasai pasar nasional, serta mendorong kreativitas dalam memanfaatkan platform digital untuk mengembangkan bisnis dan meningkatkan transaksi penjualan.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel A. Pangerapan, menyampaikan bahwa perkembangan teknologi saat ini sangat pesat. Maka dari itu, Semuel meminta seluruh masyarakat agar bisa meningkatkan literasi digital, tentunya dalam hal ini, salah satunya, untuk menjalankan usaha di ruang digital. “Perkembangan teknologi digital ini salah satunya terpacu oleh pandemi yang telah mendorong kita beraktivitas di ruang digital,” ujar Semuel, (03/04). Semuel meminta seluruh masyarakat digital untuk bisa meningkatkan literasi digital, dalam hal ini, tentu dalam menjalankan usaha di ruang digital.
Salah satu aktivitas di ruang digital yang pertumbuhannya luar biasa adalah belanja online. Menurut data We Are Social 2023, aktivitas belanja online menduduki posisi keempat dalam penggunaan internet.
Berdasarkan riset dari MarkPlus berjudul “Peran E-commerce dalam Mendukung Merek Lokal Selama Pandemi” yang dirilis pada Oktober 2021, disebutkan bahwa kecenderungan konsumen membeli produk lokal makin meninggi selama pandemi. Riset menyebutkan, pemasaran online menjadi fokus bagi para pelaku usaha produk lokal menggencarkan pemasaran. Juga mempromosikan produk di media sosial dan e-commerce, lalu mengikuti berbagai program e-commerce, serta membuat berbagai konten yang menarik.
Mendorong Popularitas Produk Lokal
Menjalankan usaha di ruang digital membutuhkan keahlian tambahan berkaitan dengan tren di industri ini. Meski memiliki istilah serupa dengan usaha konvensional, ruang digital memungkinkan adanya perbedaan yang signifikan. Salah satunya adalah branding.
Branding merupakan cara membentuk pencitraan sebuah produk atau merek dagang untuk membedakan diri dari pesaing. Jika sebuah produk atau merek dagang sudah memiliki branding tersendiri, maka hal itu mampu menjelaskan kelebihan dan manfaatnya dibanding pesaingnya.
Menurut praktisi digital, Enda Nasution, penegasan eksistensi produk lokal perlu diperkuat lantaran tingkat persaingan di pasar nasional semakin tinggi. Eksistensi sebuah produk di kawasan lokal akan menjadi pondasi kuat untuk melebarkan sayap di wilayah yang lebih besar. “Sebuah produk lokal harus lebih dulu memantapkan posisinya di wilayah sekitar, lalu mengembangkan kualitas produk seiring memperkenalkannya pada lingkup yang lebih besar”, ujarnya.
Ia melanjutkan, untuk menjangkau wilayah pasar yang lebih luas, perlu memastikan konsumen percaya pada kualitas produk selama pengiriman. “Jaminan itu perlu disampaikan saat menyusun dan menjalankan strategi branding. Strategi branding perlu disusun sedemikian rupa mulai dari konten, hingga pilihan platform digital yang akan dipilih sebagai medianya”, katanya menjelaskan. “Hal ini penting agar konten benar-benar menyampaikan semua informasi penting dari sebuah produk atau merek yang akan mendorong konsumen memutuskan membelinya.”
Adapun pengusaha yang masih ingin mendalami keahlian dan kecakapan digital yang dibutuhkan dalam mengembangkan usahanya, bisa mencari lembaga pelatihan atau komunitas bisnis digital. Seperti yang juga dimiliki oleh Bukalapak. Sebagai salah satu online marketplace terkemuka di Indonesia, Bukalapak memiliki misi memberdayakan UMKM yang ada di seluruh penjuru Indonesia.
Hal ini juga terwujud melalui Komunitas Bukalapak yang hadir sejak 2015 dan menjadi wadah bagi para pelapak maupun pembeli untuk dapat berjejaring, saling berdiskusi dan belajar, termasuk berbagi pengalaman maupun tips dan trik jual beli online di Bukalapak.
Tidak hanya mengampanyekan cara bertransaksi online yang aman dan nyaman, melalui Komunitas Bukalapak, para pengguna internet di Indonesia pada umumnya dan penggiat komunitas pada khususnya dapat menjadikan Komunitas Bukalapak sebagai wadah komunikasi yang interaktif dan informatif melalui berbagai konten, diskusi maupun kegiatan positif antara penjual maupun pembeli baik secara daring maupun offline.
“Komunitas Bukalapak didirikan atas dasar kepedulian kami pada para pelaku usaha atau UMKM sekaligus menjadi sarana untuk memberikan edukasi yang dapat memaksimalkan bisnis mereka. Para anggota tidak hanya saling berbagi pengalaman terkait bisnis mereka, tapi juga mendapatkan edukasi dalam berbagai kegiatan,” ujar Ian Agisti Dewi Rani, Head of Merchant Community and Engagement Bukalapak.
Hingga kini, Komunitas Bukalapak memiliki lebih dari 40.000 anggota di 142 kota dan kabupaten yang tergabung dalam berbagai channel grup komunitas. Para pelapak yang tergabung di dalam Komunitas Bukalapak pun tak hanya merupakan brand owner dan supplier, tapi juga meliputi reseller dan dropshipper.
Dan dalam mewujudkan misi memberdayakan UMKM atau pelaku usaha di skala usaha kecil hingga menengah tersebut, Komunitas Bukalapak memandang perlunya kolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya dengan komunitas HaiBolu.
Sejak 2018, HaiBolu telah membantu lebih dari 75.000 pemilik toko daring untuk mengembangkan bisnis melalui media sosial dan juga kelas online yang diselenggarakan. Misi mereka agar lebih banyak UMKM bertransformasi di dunia digital dan sukses dalam menjalankan usahanya.
Pendiri HaiBolu, Sandhi Pratama, mengatakan seluruh pelaku usaha mengenali dengan jelas profil produknya sebelum menyusun strategi branding. “Setelah paham keunggulan dan pembeda produk Anda dari pesaing, maka dari hal tersebut dapat dijadikan acuan dalam membuat strategi branding,” katanya. “Mengelola dan melayani setiap pelanggan bisnis Anda juga menjadi sangat penting untuk mendukung proses branding.”
Untuk bisa mendalami keahlian digital dalam mengembangkan usaha yang mengunggulkan produk lokal agar siap bersaing di pasar luas, HaiBolu juga memiliki program edukasi digital marketing secara gratis untuk komunitas UMKM dan reseller yang ingin meningkatkan omzet bisnisnya.
“Industri digital sangat menarik. Tak hanya menawarkan potensi yang meruntuhkan batasan ruang dan waktu dalam menjalankan usaha, industri digital membutuhkan minat untuk terus mengikuti tren yang sangat cepat berganti seiring perubahan minat pasar digital,” ujar Sandhi.